30 Santri Terbaik Qum Tobat Menjadi Ahlussunnah

Sebuah video yang mengungkap pengakuan penting dalam sebuah pertemuan khusus ulama Syiah, Al-Qazwini, Direktur Markaz Tahqiqat Waliy Ashr wa Qanat As-Salam, Ulama Hauzah Qum, Iran.
“Sesungguhnya orang-orang kafir menginfakkan harta mereka untuk menghalangi dari jalan Allah. Mereka infakkan harta mereka dan akan menjadi penyesalan dan bagi mereka. Kemudian mereka dikalahkan. Dan orang-orang kafir itu kemudian digiring ke neraka jahannam (36) Agar Allah memisahkan antara yang busuk dengan yang baik dan menjadikan sebagiannya di atas sebagian yang lain. lalu kesemuanya ditumpukkan-Nya dan dimasukkan ke dalam neraka jahannam. Mereka itulah orang-orang merugi. (37)” (QS. Al-Anfal)
(Ulama mereka mengatakan bahwa 30 santri terbaik tersebut pindah haluan ke wahhabi, dan tidak menyebutnya sebagai Ahlussunnah. Padahal wahabi masih berada dalam koridor ahlus sunnah sebagaimana ditegaskan oleh Habib Zein Al-Kaff ketika dituduh sebagai wahabi, “Wahabi sama-sama Ahlussunnah, kalau mereka (Syiah) bukan. Kalau wahabi kitab rujukannya sama, rukun Iman, rukun Islamnya juga sama, sedangkan Syiah berbeda, kita hanya berbeda dalam masalah furu’iyah (cabang) dengan Wahabi”)
Ceramah al-Qazwini
Sebelumnya saya minta maaf kepada anda semua, namun dengan berterus-terang karena buruknya langkah yang diambil oleh para murid serta ulama kita. Mereka tidaklah berada dalam posisi yang memungkinkan mereka untuk membantah wahhabiyah.
Sayyid Rabbani Khurasani, ulama yang telah dikenal oleh semua orang. Beliau mengajar Ulum al-Qur’an. Mungkin beliau mendahului semua orang dalam hal ini.
Beliau datang kepada kami sebulan yang lalu di Markaz Tahqiqat al-Qazwini di Qum.
Hadirin sekalian, Insya Allah semuanya ini berasal dari kami, majlis itu haruslah dengan amanah. Kami tidaklah menyebarkan berita ini dan tidak pula membicarakannya kecuali di majlis khusus. Semua yang berada di sini adalah ahli ilmu dan para pembesar ulama.
Berita ini tidak boleh disebarkan. Karena menyebarkannya adalah tidak baik bagi kita.
Beliau, -Rabbani Khurasani- berkata dengan berterus terang,
“Saya sebagai pembimbing para santri Hauzah telah berangkat di musim panas tahun ini. Ada 200 santri yang berangkat bersamaku untuk mengadakan umrah.
Mereka adalah santri-santri terbaik di Hauzah Ilmiah, Qum. Pada awalnya saya bersama mereka di awal perjalanan untuk menjalankan misi tasyayyu’ (mensyiahkan orang lain).
Beberapa pertemuan saya buka untuk menjawab syubhat. Di beberapa pertemuan itu saya peringatkan dan memberikan sinyal bahaya wahabi terhadap mereka.
Tapi ada 30 santri yang tidak hadir dalam pertemuan-pertemuan itu. mereka pergi bersama orang-orang wahabi. Saya katakan bahwa mereka telah terpaut dengan orang-orang wahabi tersebut. 30 santri tersebut hadir di majlis-majlis mereka.
Ada 200 santri yang saya bawa kesana namun 30 dari mereka saya lalaikan. 30 santri tersebut mempunyai pemikiran yang membingungkan. Mereka pulang ke Qum dengan membawa akidah yang menyimpang.”
Dia mengatakan bahwa ketika sampai kepada Sayyid Makarim Syirazi, ia kabarkan tentang hal itu. Begitu pula ketika sampai kepada Sayyid Sabhani, ia mengabarkannya juga.
Ia berkata, “Katakan pada mereka di suatu waktu, siapa saja dari mereka yang minta perhitungan, maka saya akan berikan padanya angka yang benar. Saya membawa 200 santri Hauzah kesana. Bukan mahasiswa universitas. Bukan pula yang buta huruf. Dihadapkan padaku 30 santri yang telah terpengaruh pemikiran wahabi yang sudah kembali ke Iran”
Baiklah, olehnya wajib bagi kita untuk mengatakan pada kondisi seperti ini, “Inna lillahi wa Innaa Ilaihi Raji’uun!”
(Muh. Istiqamah/lppimakassar.com) 11012013

Satu Tanggapan

  1. syiah agama yg berdiri sendiri byk skali perbedaan dgn islam sunni.

Tinggalkan komentar